Pertumbuhan merupakan prinsip Kerajaan Sorga

October 9, 2018 By 0 Comments

auvxa,nw eivj auvto.n (baca: avxano eis avton) 2 à 5 Okt 2017

Tuhan Yesus mengajarkan mengenai pertumbuhan, sebagaimana yang dicatat dalam Markus 4:30-32, 30 Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”
Penulis Injil Sinoptik lainnya juga mencatat pengajaran Yesus ini yakni Matius dalam pasal 13:31-32. Lukas 13:18-19 juga mencatat perumpamaan ini.

Pertumbuhan merupakan prinsip Kerajaan Sorga
Tuhan Yesus sendirilah yang menyatakan bahwa hal Kerajaan Sorga adalah seumpama biji sesawi yang setelah ditaburkan bertumbuh menjadi besar. Dalam hal ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa apabila berbicara tentang Kerajaan Sorga berarti juga berbicara mengenai pertumbuhan. Sesuatu yang tidak bertumbuh bukanlah prinsip Kerajaan Sorga.

Oleh karena itu prinsip pertumbuhan merupakan realita positif dalam Kerajaan Sorga. Memang harus diakui bahwa bagaimana terjadinya pertumbuhan itu merupakan suatu misteri. Ini dijelaskan dalam ayat sebelumnya yakni Markus 4:25-29, 26 Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”
Tuhanlah yang menumbuhkan, Dia membuat proses pertumbuhan itu terjadi. Sedangkan bagian manusia adalah mempersiapkan kondisinya agar proses pertumbuhan itu dimungkinkan untuk terjadi.

Sebagai contoh, seorang petani bertanggung jawab untuk menaburkan benih, kemudian memperhatikan dengan baik sementara benih tersebut bertumbuh, sehingga bisa memenuhi apa yang menjadi harapannya.

Demikian pula dengan kita, Tuhan menghendaki supaya kita mencapai tingkat pertumbuhan seperti yang diharapkan oleh-Nya. Marilah kita mengkondisikan kehidupan rohani kita sedemikian rupa supaya proses pertumbuhan itu bisa terjadi dengan baik.

Pertumbuhan bisa terjadi pada yang terkecil sekalipun
Biji sesawi disebutkan sebagai yang paling kecil dari jenis benih yang ada. Meskipun begitu dia bisa bertumbuh menjadi besar, bahkan lebih besar dari jenis tanaman herba lainnya.

Dalam bahasa Yunani digunakan kata “la,canon (lakhanon)” yang berarti “herb atau vegetable, sedangkan kata “si,napi” berarti tumbuhan sesawi. Biji sesawi ini dimanfaatkan sebagai penyedap makanan. Ditambah lagi dengan kandungan nutrisinya, baik vitamin maupun fitokimianya. Sekalipun ukuran biji sesawi sangat kecil, namun dia bisa bertumbuh sampai mencapai 2,5 meter lebih.

Pada kenyataannya, ketika terjadi suatu proses pertumbuhan, maka sesuatu yang tampak kecil sekalipun bisa menjadi besar. Itulah sebabnya Yesus memberikan perumpamaan ini supaya kita semua bisa belajar dari contoh biji sesawi ini. Kita harus bertumbuh ke arah Dia.

Kita tidak bisa tinggal diam saja. Kehidupan rohani kita harus terus meningkat. Kita juga tidak perlu berkecil hati melihat apa dan siapa kita. Apabila kita bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, maka pertumbuhan itu pasti akan terjadi dengan baik.

Dengan hidup menyenangkan Tuhan maka sekecil apapun kita, akan bertumbuh dengan maksimal untuk Tuhan.